IDENTIFIKASI BAKTERI SCHERICHIA COLI PADA FESES ANAK LAKI-LAKI PENDERITA DIARE UMUR 1-7 TAHUN
OLEH :
NAMA : LINIDA RAHMADINA
NIM : AK917033
KELAS : 1B
YAYASAN BORNEO LESTARI
AKADEMI ANALIS KESEHATAN BORNEO LESTARI
BANJARBARU
2017/2018
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diare merupakan salah satu penyakit dengan insidensi tinggi di dunia dan dilaporkan terdapat hampir 1,7 milyar kasus setiap tahunnya. Penyakit ini sering menyebabkan kematian pada anak usia di bawah lima tahun (balita). Dalam satu tahun sekitar 760.000 anak usia balita meninggal karena penyakit ini (World Health Organization (WHO, 2013).
Didapatkan 99% dari seluruh kematian pada anak balita terjadi di negara berkembang. Sekitar ¾ dari kematian anak terjadi di dua wilayah WHO, yaitu Afrika dan Asia Tenggara. Kematian balita lebih sering terjadi di daerah pedesaan, kelompok ekonomi dan pendidikan rendah. Sebanyak ¾ kematian anak umumnya disebabkan penyakit yang dapat dicegah, seperti kondisi neonatal, pneumonia, diare, malaria, dan measles (WHO, 2013).
Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia karena memiliki insidensi dan mortalitas yang tinggi.Diperkirakan 20-50 kejadian diare per 100 penduduk setiap tahunnya. Kematian terutama disebabkan karena penderita mengalami dehidrasi berat. 70-80% penderita adalah mereka yang berusia balita. Menurut data Departemen Kesehatan, diare merupakan penyakit kedua di Indonesia yang dapat menyebabkan kematian anak usia balita setelah radang paru atau pneumonia (Paramitha, Soprima, & Haryanto, 2010).
Dari penemuan kasus diare di fasilitas masyarakat pada tahun 2011 terdapat 35,5% kasus diare yang ditangani di Indonesia. Di Jawa Tengah ditemukan kasus diare sebanyak 1.337.427, dan yang ditangani 225.332 kasus atau sekitar 16,8% (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011). Kejadian diare di kota Surakarta pada tahun 2007 cukup tinggi yaitu sebanyak 7,06% dari total jumlah penduduk (Departemen Kesehatan RI, 2009).
Escherichia coli (E. coli ) adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif, ditemukan oleh Theodor Escherich ( tahun 1885 ). Hidup pada tinja dan menyebabkan masalah kesehatan pada manusia, seperti diare, muntaber serta masalah pencernaan lainnya.
Bakteri ini banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya. Bakteri E.coli merupakan organisme penghuni utama di usus besar, hidupnya komensal dalam kolon manusia dan diduga berperan dalam pembentukan vitamin K yang berperan penting untuk pembekuan darah.
Dari berbagai penelitian menunjukkan, beberapa galur atau strain dari bakteri E. coli juga dapat menyebabkan wabah diare atau muntaber, terutama pada anak-anak. Bakteri penyebab penyakit yang cukup berbahaya ini diklasifikasikan berdasarkan karakteristik sifat-sifat virulensinya.
Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang secara normal ada dalam saluran pencernaan manusia dan hewan berdarahpanas. E. coli termasuk ke dalam bakteri heterotrof yang memperoleh makanan berupa zat oganik dari lingkungannya karena tidak dapat menyusun sendiri zat organik yang dibutuhkannya. Zat organik diperoleh dari sisa organisme lain. Bakteri ini menguraikan zat organik dalam makanan menjadi zat anorganik, yaitu CO2, H2O, energi, dan mineral. Di dalam lingkungan,bakteri pembusuk ini berfungsi sebagai pengurai dan penyedia nutrisi bagi tumbuhan (Kusuma, 2010).
E. coli juga merupakan bakteri indikator kualitas air karena keberadaannya didalam air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses, yang kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya. E. coli menjadi patogen jika jumlah bakteri ini dalam saluran pencernaan meningkat atau berada di luar usus. E. coli menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan beberapa kasus diare (Brooks et al., 2004).
Diare sendiri masih merupakan masalah kesehatan utama pada anak balita, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia. Kejadian diare tidak kurang dari satu milyar episode tiap tahun di seluruh dunia, 25-35 juta di antaranya terjadi di Indonesia. Setiap anak balita mengalami diare duasampai delapan kali setiap tahunnya dengan rata-rata 3,3 kali (Wibowo, 2004)
Diare salah satu penyebab utama tingginya kematian anak di dunia. WHO melaporkan bahwa penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%, malaria 8%, injuri 3%, HIV-AIDS 2%. Di Indonesia, diare
masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat utama. Penduduk Indonesia setiap tahun terdapat 112.000 kasus diare yang mengalami kematian pada semua golongan umur, pada balita terjadi 55.000 kasus kematian (Zubir,2006).
Penularan Escherichia coli dalam menyebabkan diare dapat terjadi melalui air yang terkontaminasi kotoran manusia yang terinfeksi. Selain itu penularanjuga dapat terjadi melalui kontak dari pekerja yang terinfeksi selama makanan diproses berlangsung sehingga Escherichia coli dapat menjadi salah satupenyebab penularan penyakit melalui makanan (Foodborne disease) yaitu penyakit yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan atau minuman yang tercemar.
ISI
2.1. Definisi Diare
. Pada umumnya, diare merupakan penyakit yang membuat buang air besar encer lebih dari empat kali dalam sehari,akibatnya orang yang terkena diare akan sering ke toilet untuk buang air besar akibat frekuensi feses yang berlebihan. Diare bisa terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak.
2.2 Jenis-jenis Bakteri Diare
Diare merupakan salah satu penyakit saluran pencernaan yang umum ditemukan. Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, parasit, maupun virus.Ada ribuan jenis organisme patogen tersebut yang dapat menginfeksi saluran pencernaan dan menjadi penyebab diare. Dari kelompok bakteri, ada empat jenis bakteri yang umum ditemui dalam kasus-kasus diare di berbagai belahan dunia, yaitu campylobacter, salmonella, shigella, dan E. Coli.
Pertama,Campylobacter merupakan salah satu bakteri penyebab diare yang dapat menginfeksi manusia dan hewan, khususnya unggas. Infeksi campylobacter biasanya tidak terjadi langsung dari penderita ke manusia, namun melewati media perantara yang berupa makanan, seperti daging yang tidak dimasak dengan benar, produk-produk susu dan keju yang tidak dipasteurisasi, atau air yang terkontaminasi. Untungnya, bakteri penyebab diare ini cenderung lemah di udara luar. Bakteri akan bertahan pada suhu tubuh, namun dapat mati jika terpapar oksigen atau berada dalam lingkungan yang kering.
Kedua adalah bakteri penyebab diare yang lainnya yaitu salmonella. Bakteri ini sering ditemukan pada daging mentah atau pada produk-produk berbahan dasar susu. Salmonella juga sering ditemukan pada hewan reptilia. Setelah infeksi pada tubuh, Salmonella dapat berkembang dengan cepat, dan gejala dapat muncul dalam rentang waktu 12 jam hingga 3 hari, dan dapat bertahan hingga tujuh hari. Salmonella merupakan bakteri yang cukup lemah.Bakteri ini dapat mati pada suhu tinggi sehingga untuk membunuhnya, cukup masak bahan-bahan makanan yang akan dimakan.
Selain salmonella ada juga bakteri Shigella.Bakteri jenis ini seringkali menyebabkan diare yang disertai dengan darah. Tidak seperti bakteri penyebab diare lainnya, Shigella dapat berpindah dari manusia ke manusia. Biasanya kasus diare karena Shigellamuncul di dalam komunitas dengan gaya hidup yang kurang higienis. Bakteri ini hidup di air dan dapat menempel pada makanan. Shigella dapat dengan mudah dihindari apabila anda rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun. untuk itu jaga kebersihan.
Ketiga,seperti di postingan saya sebelumnya yaitu jenis bakteri lain yang sering ditemukan pada kasus-kasus diare adalah bakteri E. Coli. Kebanyakan bakteri E. Coli tidak berbahaya, dan seringkali hidup dalam saluran pencernaan manusia. Namun, beberapa jenis bakteri ini dapat mengeluarkan racun yang menimbulkan infeksi yang akut, dan menyebabkan diare. Umumnya, infeksi terjadi pada anak-anak.Seperti halnya Shigella, bakteri ini juga dapat berpindah dari manusia ke manusia.
2.3. Faktor Penyebab Diare
Penyakit diare merupakan penyebab kesakitan dan kematian di negara berkembang seperti di indonesia. Banyak faktor yang menyebabkan diantaranya kondisi lingkungan yang rendah, kontaminasi makanan dan minuman,suplai air bersih yang belum memadai,kemiskinan dan taraf pendidikan yang rendah.
Faktor lain yang juga dianggap adalah konsumsi produk hewani yang mungkin menjadi sumber kontaminasi dari bakteri Escherichia coli seperti penggunaan produk hewani yang tidak dimasak dengan prosedur yang baik sehingga dapat meningkatkan angka kuman dan berakhir pada peningkatan resiko infeksi (Buktiwetan et al,2001; Brooks et al,2010;Oryan et al,2005).
Selain itu umur juga menjadi faktor, banyak nya kejadian diare pada kelompok umur 1-7 tahun dapat terjadi karena pada umur tersebut anak sudah mulai aktif bermain dan rentan terkena infeksi penyakit terutama diare. Anak pada kelompok umur ini dapat terkena infeksi bakteri penyebab diare pada saat bermain di lingkungan yang kotor serta melalui cara hidup yang kurang bersih.
Contoh kasus diare yaitu kejadian diare di kota Surakarta pada tahun 2007 cukup tinggi yaitu sebanyak 7,06% dari total jumlah penduduk (Departemen Kesehatan RI, 2009).
2.4. Prinsip Penanganan Diare
• Rehidrasi: mengganti cairan yang hilang, dapat melalui mulut (minum) maupun melalui infus (pada kasus dehidrasi berat).
• Pastikan porsi makanan yang diberikan memenuhi kebutuhan minimal si kecil: jangan membiarkan anak tidak makan dan minum, teruskan memberi ASI dan lanjutkan makanan seperti yang diberikan sebelum sakit.
• Pemberian obat diare anak seminimal mungkin. Sebagian besar diare pada anak akan sembuh tanpa pemberian obat diare anak atau antidiare dan antibiotik. Bahkan pemberian antibiotik justru dapat menyebabkan diare kronik.
2.5. Upaya Pencegahan
1. Siapkan makanan memadai, sehat, bergizi, dan bersih.
2. Penyediaan air minum yang bersih.
3. Kebersihan perorangan.
4. Cuci tangan sebelum makan dan sebelum merawat anak/bayi.
5. Pemberian ASI eksklusif.
6. Buang air besar pada tempatnya (WC/toilet).
7. Tempat buang sampah yang memadai (tertutup dan dibuang tiap hari).
8. Berantas lalat agar tidak menghinggapi makanan.
9. Lingkungan hidup yang sehat.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diare merupakan salah satu penyakit dengan insidensi tinggi di dunia dan dilaporkan terdapat hampir 1,7 milyar kasus setiap tahunnya. Penyakit ini sering menyebabkan kematian pada anak usia di bawah lima tahun (balita). Setelah di teliti, feses anak usia 1-7 tahun banyak terdapat bakteri Escherichiacoli.
B. Saran
Perlu penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih banyak terutama pada pasien anak-anak.
DAFTAR PUSTAKA
WHO, 2013. Pengertian Diare.
Paramitha, Soprima, & Haryanto, 2010. Diare penyebab kematian pada anak.
Departemen Kesehatan RI, 2009.Penemuan kasus-kasus diare
.
Kusuma, 2010.bakteri pembusuk.
Zubir,2006. kasus diare yang mengalami kematianpada semua golongan umur.
Buktiwetan et al,2001; Brooks et al,2010;Oryan et al,2005. Faktor-faktor lain penyebab diare.
http;//www.cdc.gov/nczved/divisions/dfound/diseases/shigellosis/
http;//www.cdc.gov/nczved/divisions/dfound/diseases/cympylobacter/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar